genkepo.com – Aktivis iklim muda asal Swedia, Greta Thunberg, baru tiba di Paris usai mengalami deportasi dari Israel pada Selasa (10/6). Setelah ia mengekspresikan rasa frustasinya, ia mengklaim bahwa tindakan tersebut adalah penculikan oleh pihak berwenang Israel.
Insiden Penangkapan
Greta Thunberg, bersama sebelas aktivis lainnya, ditangkap saat kapal mereka, Madleen, mendekati perairan Gaza. Menurut keterangan dari pihak Israel, semua bantuan yang ingin masuk ke Gaza harus melalui Pelabuhan Ashdod, sehingga kehadiran kapal tersebut dianggap tidak sah.
Thunberg mengklaim bahwa mereka ditangkap di perairan internasional, yang berarti mereka seharusnya tidak seharusnya dianggap sebagai pelanggar hukum. Ia menolak untuk menandatangani dokumen deportasi yang menyatakan bahwa mereka memasuki wilayah Israel secara ilegal.
Reaksi Thunberg di Paris
Sesampainya di Paris, Thunberg langsung memberikan pernyataan kepada pers yang menunggu di bandara. Ia mengungkapkan bahwa situasi ini mencerminkan pelanggaran berulang yang dilakukan oleh pemerintah Israel terhadap hak asasi manusia.
Ia juga menunjukkan kepedulian terhadap para aktivis yang masih ditahan dan mendesak agar mereka segera dibebaskan. Menurut Thunberg, tindakan penahanan ini tidak hanya mengganggu hak individu tetapi juga mempersulit upaya kemanusiaan untuk membantu warga Gaza.
Tanggapan Global
Tindakan pihak Israel dalam menahan Thunberg dan rekan-rekannya menciptakan gelombang kecaman dari berbagai organisasi hak asasi manusia dan beberapa pemerintah. Banyak yang menilai penahanan ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap hak-hak asasi manusia.
Meski ada banyak kritik, Israel tetap mempertahankan kebijakan pengawasan terhadap bantuan yang menuju Gaza dengan alasan keamanan. Kini, banyak pengamat berharap insiden ini dapat menarik perhatian lebih besar terhadap penderitaan warga Gaza akibat blokade yang berkepanjangan.