Ancaman Tarif Baru Trump kepada 14 Negara, Termasuk Indonesia

Ancaman Tarif Baru Trump kepada 14 Negara, Termasuk Indonesia

genkepo.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membahas perang dagang dengan mengumumkan ancaman tarif baru kepada 14 negara, termasuk Indonesia, yang diumumkan melalui media sosialnya, Truth Social.

Tarif impor baru mencakup kenaikan sebesar 32% untuk Indonesia dan tarif hingga 25% untuk sekutu AS seperti Jepang dan Korea Selatan.

Detail Tarif Baru yang Ditetapkan

Dalam pengumumannya, Trump menampilkan surat resmi yang ditujukan kepada para pemimpin negara yang terkena dampak, mencakup tarif baru 25% untuk Jepang dan Korea Selatan, serta negara lain seperti Bangladesh dan Thailand dengan tarif berkisar 25% hingga 40%.

Dia juga mengklarifikasi bahwa penegakan tarif tidak akan segera berlaku. ‘Saya akan mengatakan tegas, tetapi tidak 100 persen tegas,’ ungkap Trump, yang menunjukkan bahwa tawaran lebih baik dari negara-negara terkait tetap akan dipertimbangkan.

Konteks Sebelumnya dan Dampak yang Mungkin Terjadi

Sebelumnya, Trump telah mengumumkan tarif dasar 10% pada ‘Hari Pembebasan’ pada 2 April, tetapi menunda tarif tambahan selama 90 hari karena ketidakstabilan pasar.

Tarif baru ini diharapkan dapat mendorong negara-negara untuk bertindak cepat; namun, situasi perdagangan internasional menjadi semakin rumit. Wendy Cutler, Wakil Presiden Asia Society Policy Institute, mengatakan, ‘Pengumuman ini akan mengirimkan pesan yang mengerikan kepada yang lain.’

Kesepakatan yang Dicapai dan Ancaman Tarif Tambahan

Saat ini, terdapat dua kesepakatan konkret antara AS dengan Inggris dan Vietnam, sementara Trump juga meredakan tarif untuk China, menunjukkan adanya fleksibilitas dalam negosiasi meskipun ada ancaman tarif baru.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mencatat bahwa lebih banyak kesepakatan diperkirakan akan segera terwujud, yang diharapkan dapat mengurangi ketegangan perdagangan saat ini.

Di sisi lain, Trump mengancam tarif tambahan 10% kepada negara-negara anggota BRICS yang mengkritik kebijakannya, menunjukkan bahwa ketegangan dagang mungkin akan terus berlanjut.

BACA JUGA:  Forum Larangan Nuklir ASEAN: Upaya Menciptakan Kawasan Bebas Senjata Nuklir

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *