genkepo.com – Sindrom FOMO atau Fear of Missing Out kian marak di kalangan masyarakat, terutama di era digital. Banyak yang merasa tertekan saat melihat aktivitas orang lain di media sosial, hingga merasa tertinggal.
FOMO bukan cuma masalah remaja, tetapi juga menjangkiti berbagai usia. Dampaknya signifikan, bahkan bisa menyebabkan stres yang mengganggu keseharian.
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah istilah yang merujuk pada rasa cemas ketika seseorang merasa bahwa orang lain melakukan sesuatu yang menyenangkan, sementara mereka tidak bisa ikut serta. Fenomena ini muncul seiring perkembangan teknologi dan media sosial yang memungkinkan seseorang melihat aktivitas orang lain dengan mudah.
Semakin sering seseorang melihat postingan teman atau kenalan, semakin besar pula tekanan FOMO yang dirasakan. Hal ini menciptakan rasa ketidakpuasan yang mendalam terhadap kehidupan pribadi.
Seiring dengan itu, FOMO juga dapat memicu perasaan rendah diri dan kekhawatiran akan citra diri yang tidak sesuai harapan, menjadi kekhawatiran yang mengganggu.
Dampak Negatif FOMO
Dampak dari rasa cemas yang ditimbulkan oleh FOMO bisa sangat besar, menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami FOMO sering merasa hidup mereka tidak berarti dibandingkan dengan orang lain.
Kesehatan mental dan emosional dapat terpengaruh, sehingga seseorang bisa lebih mudah marah, mengalami depresi, atau bahkan gangguan tidur. Siklus negatif ini bisa menjadi masalah jangka panjang jika tidak ditangani.
FOMO dapat mengakibatkan kurangnya kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup sehari-hari dan membuat individu kurang menghargai momen yang ada.
Cara Mengatasi FOMO
Untuk mengurangi dampak FOMO, penting bagi individu untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial. Fokus pada kegiatan yang dilakukan serta nikmati setiap kenikmatan saat ini tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain.
Berbicara dengan teman atau keluarga mengenai perasaan ini juga bisa membantu. Seringkali, berbagi pengalaman dan mendengarkan perspektif orang lain memberikan penguatan yang dibutuhkan untuk merasa lebih baik.
Menemukan kegiatan alternatif yang membawa kebahagiaan juga dapat meminimalisir dampak negatif FOMO, seperti terlibat dalam hobi baru atau beraktivitas fisik secara berkala.