genkepo.com – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyampaikan informasi mengejutkan tentang kemungkinan beberapa negara menyuplai senjata nuklir ke Iran. Pernyataan ini muncul setelah serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan pada hari Minggu.
Medvedev, yang juga Ketua Dewan Keamanan Rusia, menegaskan bahwa meski serangan tersebut terjadi, kerusakan yang dialami Iran tergolong minimal dan proses pengayaan uranium masih dapat dilanjutkan.
Serangan AS dan Reaksi Medvedev
Serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran telah memicu banyak kekhawatiran tentang potensi terjadinya konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.” Sejumlah negara siap menyuplai Iran dengan senjata nuklir,” ungkap Medvedev, menggambarkan situasi geopolitik yang semakin memanas.
Medvedev juga menyatakan bahwa serangan ini dapat memicu Iran untuk melakukan serangan balasan yang lebih luas. Dalam konteks ini, ia mengingatkan Amerika Serikat tentang risiko terjebak dalam konflik yang lebih besar jika serangan terus berlanjut.
“Iran kemungkinan akan mengerahkan serbuan pasukan darat jika AS masih menyerang Teheran,” tegas Medvedev, menunjukkan potensi dampak strategis dari serangan tersebut.
Dampak Politik dalam Negeri Iran
Medvedev berpendapat bahwa serangan dari luar justru akan memperkuat legitimitas kepemimpinan di Iran. Dia mencatat, “Rakyat (Iran) berkonsolidasi di sekitar kepemimpinan spiritual dan bahkan orang-orang yang sebelumnya tidak bersimpati (akan mendukung pemerintah),” yang menunjukkan bagaimana serangan luar dapat memperkuat solidaritas internal.
Ia menunjukkan bahwa masyarakat cenderung bersatu dalam menghadapi situasi krisis, dan dengan demikian, serangan ini bisa meningkatkan dukungan terhadap pemerintah Iran.
Kritik terhadap Kebijakan AS
Medvedev tidak ragu untuk mengkritik kebijakan luar negeri Presiden AS, Donald Trump, yang dianggapnya bertentangan dengan misi perdamaian. Dia menilai bahwa serangan terhadap Iran bukanlah langkah yang tepat dan mencatat, “Trump yang dikenal sebagai ‘pembawa perdamaian’ justru mengambil langkah yang berlawanan.”
Menurut Medvedev, banyak orang di AS dan Israel tidak setuju dengan keputusan Trump untuk menyerang Iran. “Saya yakin mayoritas rakyat AS dan Israel mengecam langkah Trump menyerang Iran,” tuturnya, mencerminkan pandangan yang semakin kritis terhadap kebijakan belakangan ini.