genkepo.com – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 berlangsung pada 6 Juli 2025 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil. Pertemuan ini menjadi fokus perhatian setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump merespons dengan ancaman terhadap anggota BRICS.
Tema dan Ruang Lingkup KTT BRICS 2025
KTT BRICS 2025 mengusung tema ‘Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance’. Dalam acara ini, pemimpin negara-negara BRICS, termasuk Indonesia, hadir dengan harapan memperkuat kolaborasi di antara negara berkembang.
Sekretaris Jenderal BRICS menekankan bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting untuk membahas kerja sama multilateral dan reformasi global governance. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai komitmen ini sangat strategis di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda dunia.
Ancaman Trump dan Respons Anggota BRICS
Ketegangan mencuat ketika Trump mengancam untuk menambah tarif 10% terhadap produk negara anggota BRICS. Ancaman ini mencerminkan semakin pentingnya forum BRICS di mata kekuatan dunia.
Airlangga menegaskan bahwa negara-negara anggota berkomitmen untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan perdamaian dan stabilitas global. Upaya ini diharapkan dapat meredakan dampak negatif dari langkah perdagangan yang mungkin diambil oleh AS.
Peran Strategis Indonesia dalam BRICS
Indonesia, yang kini menjadi bagian dari BRICS, berkontribusi pada 40% Produk Domestik Bruto (PDB) global dan 56% populasi dunia. Hal ini menggarisbawahi potensi ekonomi besar dari kolaborasi negara-negara dalam forum ini.
Airlangga juga menekankan pentingnya mengatasi isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan yang inklusif, yang menjadi bagian dari agenda diskusi di KTT BRICS 2025.
