genkepo.com – Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok, Thailand, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra akibat bocornya panggilan teleponnya dengan mantan PM Kamboja, Hun Sen.
Dalam panggilan tersebut, Paetongtarn memanggil Hun Sen dengan sebutan ‘paman’ dan mengecam seorang komandan militer Thailand yang terlibat dalam insiden perbatasan.
Panggilan yang Memicu Gelombang Protes
Bocornya panggilan telepon antara Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dan mantan PM Kamboja, Hun Sen, menciptakan kegundahan di kalangan masyarakat Thailand.
Dalam percakapan itu, Paetongtarn menyebut Hun Sen sebagai ‘paman’ dan menyudutkan seorang komandan militer Thailand, yang menjadi pusat perhatian publik.
Meski Paetongtarn telah meminta maaf atas insiden tersebut, dia memperjelas bahwa panggilan itu merupakan ‘teknik negosiasi’.
Ia juga menegaskan, ‘Hak rakyat untuk berunjuk rasa, asalkan dilakukan dengan damai.’
Protes Terbesar Sejak Penuh Thai Berkuasa
Unjuk rasa yang terjadi pada akhir pekan lalu memperlihatkan antusiasme publik untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan Shinawatra.
Ribuan orang berkumpul di bawah hujan, memblokir jalan di dekat Victory Monument, mengibarkan bendera Thailand dan menjunjung tinggi plakat bertuliskan slogan seperti ‘PM adalah musuh negara’.
Pemimpin protes, Parnthep Pourpongpan, menegaskan, ‘PM harus menyingkir karena dialah masalahnya,’ menunjukkan bahwa ketidakpuasan semakin mendalam.
Ketegangan yang Lebih Dalam Antara Thailand dan Kamboja
Situasi diperparah oleh perselisihan aktif antara Thailand dan Kamboja, yang telah menjadi perhatian internasional.
Baru-baru ini, bentrokan perbatasan yang menyebabkan seorang tentara Kamboja tewas mengakibatkan hubungan kedua negara jatuh pada titik terendah dalam lebih dari satu dekade.
Kedua negara sudah lama memiliki ketegangan historis yang mendalam yang dimulai lebih dari satu abad lalu, dan meskipun ada persahabatan antara keluarga Shinawatra dan Hun, insiden ini berhasil membuka kembali luka lama.