genkepo.com – KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam, menewaskan enam orang dan menyebabkan puluhan lainnya hilang. Kapal tersebut sedang dalam perjalanan dari Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali.
Kejadian ini terdeteksi pada pukul 23.35 WIB, saat pihak Syahbandar melihat kapal sedang tenggelam. Lokasi terakhir kapal diidentifikasi pada koordinat 8°9’32.35″S 114°25’6.38″.
Penyebab Tenggelamnya KMP Tunu Pratama
Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam setelah diduga mengalami kebocoran di ruang mesin. “Pukul 00.16 WITA, KMP Tunu Pratama Jaya ketika berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk, terdengar informasi di channel 17 untuk KMP Tunu Pratama Jaya meminta tolong dan mengalami kebocoran mesin kapal,” ungkap Kombes Pol Ariasandy, Kepala Bidang Humas Polda Bali.
Kebocoran yang terjadi memicu kepanikan di atas kapal, menambah gambaran krisis saat tim di lapangan berusaha untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kondisi penumpang dan awak. Situasi genting ini membuat pihak berwenang melakukan tindakan darurat untuk melakukan pencarian secepatnya.
Proses Pencarian Korban
Hingga Kamis petang, tim pencarian berhasil menemukan 35 dari 65 orang yang berada di atas kapal. Sayangnya, enam di antara mereka dilaporkan sudah meninggal dunia, sementara 29 lainnya berhasil diselamatkan.
Tim pencarian yang terlibat sangat beragam, termasuk helikopter rescue HR 3606, Pesud P-8304, dan satu unit helikopter milik POLRI. Ditambah dengan penggunaan thermal drone, upaya pencarian ini menunjukkan koordinasi yang baik dalam menyisir area perairan Selat Bali.
Kepala Kantor SAR dan Investigasi Kecelakaan
Pencarian dilanjutkan pada hari kedua, dengan fokus pada 30 penumpang dan awak kapal yang masih dinyatakan hilang. Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan data manifest menunjukkan 30 orang yang belum ditemukan dan upaya pencarian terus dilakukan.
Nanang juga menjelaskan bahwa pencarian akan menggunakan alat laut skala besar. “Gelombang laut di selatan Pulau Bali akan tinggi sehingga kapal kecil akan ditarik terlebih dahulu,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyerahkan investigasi penyebab tenggelamnya kapal ini kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Ia menekankan bahwa “adapun penyebab kecelakaan kami akan menyerahkan kepada KNKT untuk melakukan investigasi,” sembari mengingatkan pentingnya penyelamatan korban.