genkepo.com – Kementerian Kesehatan RI baru saja mengonfirmasi kemunculan varian baru COVID-19 yang dikenal dengan nama XFG atau ‘Stratus’. Varian ini kini mendominasi Indonesia dengan gejala khas yang cukup mencolok, yaitu suara serak.
Terdeteksi pada 100 persen sampel di Indonesia pada bulan Juni, varian ini menciptakan lonjakan kasus di negara lain, termasuk Inggris, dan ditandai sebagai perhatian serius oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pemantauan Varian Baru di Indonesia
Kementerian Kesehatan RI melakukan pemantauan rutin terkait varian baru COVID-19 melalui puskesmas, rumah sakit, dan Balai Karantina Kesehatan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa varian XFG atau ‘Stratus’ menguasai 100 persen spesimen yang diperiksa pada bulan Juni 2025.
Pemantauan ini bertujuan untuk mengawasi tren penyakit, gejala, hingga karakteristik virus. Dari tahun 2025 hingga minggu ke-30, terdapat 291 kasus COVID-19 terdeteksi dari 12.853 spesimen, dengan positivity rate kumulatif sebesar 2,26 persen.
Sebelumnya, varian XFG teridentifikasi pada 75 persen spesimen di bulan Mei, sedangkan varian XEN hanya terdeteksi pada 25 persen spesimen di bulan yang sama. Namun, tidak ada laporan kasus XEN di bulan Juni.
Penyebaran Global Varian XFG
Varian Stratus kini tidak hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga berkontribusi terhadap lonjakan kasus di Inggris. Di Inggris, varian ini menyumbang 10 persen dari seluruh kasus COVID-19 pada bulan Mei, dan melonjak menjadi 40 persen pada bulan Juni.
WHO telah mengklasifikasikan varian XFG sebagai variant under monitoring (VUM) akibat peningkatan prevalensinya secara global. Varian ini merupakan hasil rekombinasi dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, yang pertama kali teridentifikasi pada 27 Januari 2025.
Dari dua subvarian Stratus yang beredar, hanya XFG yang diakui dalam daftar VUM oleh WHO, menunjukkan pentingnya pengawasan untuk mencegah penyebarannya.
Gejala Khas Varian Stratus
Dokter umum, dr Kaywaan Khan dari Hannah London Clinic, menerangkan bahwa Varian Stratus mengalami mutasi spesifik pada protein spike. Mutasi ini memungkinkan Stratus untuk menghindari antibodi yang dihasilkan dari infeksi sebelumnya dan vaksinasi, memberikan karakteristik berbeda dibandingkan varian lain.
Meskipun mungkin tidak lebih parah dibandingkan dengan varian COVID-19 sebelumnya, satu gejala khas patut dicermati. ‘Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,’ ungkapnya.
Ia menekankan bahwa gejala dari varian ini tergolong ringan hingga sedang. Oleh karena itu, dr Khan merekomendasikan individu yang terkonfirmasi positif COVID-19 untuk tetap menjalani isolasi di rumah karena varian ini sangat mudah menular.